Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri
Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil,
saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan
dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan
gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang
dan dicintai dibandingkan
dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya
setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih
berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap
anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara
saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan
oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang
lain.
Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap
Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan
dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan
Dalam pertemuan rahsia yang mrk adakan untuk merundingkan nasib
yang mrk alami dan mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi menyedarkan
ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang drp
mrk:" Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai
anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai
serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah
anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua
dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi
ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa
hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi
ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita?
Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahwa kita lahir daripada
ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih
tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian
diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita
amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta
harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta
menjengkelkan hati kami semua."
Seorang saudara lain berkata menyambung:" Soal cinta atau
benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari
kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan
mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah
bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada
Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami
semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita
dengan ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan
sebagaimana kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel
hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi
kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan
dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka
jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan
melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari
pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita
sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas
yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu
meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia
akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut
mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan
kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan
menyesakkan dada."
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub dan yang paling
cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:" Kita semuanya adalah
putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan
kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras.
Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima
oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada
binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging
yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan
hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh
ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt
ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza
melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf
ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah
persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti
beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya.
Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir
itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh
sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan
.Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa
melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa."
Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat
sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan
melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahsia
itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut
dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak
didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.
Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang
mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang
ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap
dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas
dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya
adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan
oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.
Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya
seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan
sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang
menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam
mimpi.
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang berseri-seri
ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada
puteranya:" Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi
yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu,
bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang
mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari
depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan
kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai
anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu
mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu
karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk
selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir
dalam percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan
kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka
terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat
terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan
tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan
mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka
berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan
didengar oleh mereka."
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah
"Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:
Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya :
"Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang,
matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku". 5. Ayahnya berkata:
"Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu,
maka mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu
{utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir
mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub
sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum
itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada
{kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu}
ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
{Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita
{ini} adalah satu golongan {yang kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata." 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu
daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan
sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." 10. Seorang
daripada mrk berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia
ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu
hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 }
Yusuf dimasukan kedalam perigi
Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf
bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang
merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka
menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama
mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: " Wahai ayah
yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota
beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak
ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami
akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama
sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur
hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa
persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara."
Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya: " Sesungguhnya akan
sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku
,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang
menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak
berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya ,karena
kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi
binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu
mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh
ibunya."
Putera-puteranya menjawab:" Wahai ayah kami! Maskan masuk di
akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan
mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah
atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari
mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat
serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari
pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua
untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal
yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf."
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan
anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan
saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih
sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:" Baiklah jika kamu memang
sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dengan
kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah
melindunginya bersama kamu sekalian."
Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub
kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat
di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar telaga
yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya
di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak
mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang
tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena
rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan
terbukalah Hati Ya'qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu
akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila
mrk pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari
ingatan ayahnya.
Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yang
di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta
pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja dipotong untuk
keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis mencucurkan airmata
dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kepada
ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa
kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun
terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset.
Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan
meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga
adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada
saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar
tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan
meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami
bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala
yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat
menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami
menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu.
Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan
kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa
yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah
pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini,
walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami
berkata yang benar."
Nabi Ya'qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan
terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap
abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain
berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah
yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada
putera-puteranya:" Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa
yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan
yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir
asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa.
Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah
"Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut:
" 11. Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa sebabnya
kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan lah ia pergi
bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat} bermain-main
dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata Ya'qub:"
Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khuatir
kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah daripadanya." 14.
Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah
golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang
rugi." 15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke
dalam telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dalam telaga
}Kami wahyukan kepada {Yusuf}:" Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada
mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian
mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka
berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami
tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan kamu
sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang
benar." 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang berlumuran} dengan
darah palsu. Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri kamu sendirilah yang
memandang baik perbuatan {yang buruk} itu maka kesabaran yang baik itulah
{kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon perlindungannya terhadap apa yang
kamu ceritakan."
Yusuf dijual sebagai budak
Yusuf sedang berada di dalam sumur itu seorang diri, diliputi oleh
kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan
dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu
, namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya. IA hanya dapat melihat
bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian
yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak pengalaman
nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang
sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu
ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya
sendiri, putera-putera ayahnya.
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta
bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama
tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya
kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.Tiga hari berselang, sejak
Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi
harapan baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah
mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar
olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia
dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang
akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan
tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga
itu.
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang
timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia
terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk dan
binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang
memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya
melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf
Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah
kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya
berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik itu.
Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub
ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia
hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka
berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam
dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau dikembalikan
kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual
di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mrk akan
mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar
khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang
dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di
depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya itu khuatir
akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai
harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang
rendah dan tidak memadai. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat
dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai
manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh
Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang
suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat
manusia.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.
Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf
kepadanya:" Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia
perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat
drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras
mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus
diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan
keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di
rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang
daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba
belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar.
Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan
kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang
diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah
oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan
Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di
rumah keluarga dan orang tuanya sendiri.
Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah
"Yusuf" ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut:
"19. Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu
mrk menyuruh seorang mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia
berkata: " Oh! Khabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mrk
menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dengan harga yang murah, iaitu beberapa
dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf 21. Dan orang
Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: " Berikanlah kepadanya
tempat {dan layanan} yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita
pungut dia sebagai anak." Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan
yang baik kepada Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami ajarkan kepadanya
takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya." {Surah Yusuf : 19 ~ 21}
Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar
Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polisi
Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh
dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga mereka dan
melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dengan sesungguh hati, ikhlas
dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih
payah yang dicurahkan untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di
rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp anggota
keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya.
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang didapat oleh Yusuf selama
ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan
tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dengan
kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar
wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan
seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita
yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan
bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup
di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.
Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda
remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda cantik dan
ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak
ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah bissu.
Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.
Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga ,
Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai
pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi
pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan
dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan
kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa
simpati.
Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf,
lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan
paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan
diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih kecil di dalam
hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap
kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah
kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang membara di dadanya itu dan
hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora dalam hatinya, untuk menjaga
maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun
ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dengan kekuatan
akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan
paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang bagus dan tetaplah melekat bayangan itu
di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha untuk menghilangkannya dengan
mengalihkan perhatiannya kepada urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya
menyerahlah Nyonya Futhifar kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya
yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan
maruah, kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan
dengan akal yang sihat.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki. Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki. Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya.
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan
tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan
Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai
maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak
dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka
akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara paksaan
sekalipun.
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu."
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu."
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.
Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda
marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan
dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya
suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah
merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah.
Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang berkedudukan telah
lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak
dihiraukan oleh Zulaikha.
Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang menjadi
merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan segera
lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari
ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah
kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat
pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah
Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah
Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang
kepada kedua orang kepercayaan itu:" Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau
puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan
memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan
perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus
dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih."
Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kepada
suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi
sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:" Sesungguhnya
dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi
nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia
mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak."
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar."
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar."
Berkatalah Futhifar kepada isterinya setelah persoalannya menjadi
jelas dan tabir rahsianya terungkap:" Beristighfarlah engkau hai Zulaikha
dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk
menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya
kaum wanita yang sudah kami kenal." Kemudian berpalinglah dia mengadap
Yusuf dan berkata kepadanya:" Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf,
dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan
sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi
rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai
sampai disini."
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:" Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang ramai." Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:" Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh orang ramai." Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.
Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan orang terhadap
dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi masyangul dan sedih
hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi buah mulut orang yang dengan
sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua
Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati. Zulaikha yang sangat marah dan
jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yang tidak
henti-hentinya dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan ejekan dan
kecaman sehubungan dengan peristiwanya dengan Yusuf.
Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri
pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dengan
maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang telah menawankan
hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua
Polis Negara.
Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.
Dalam pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.
Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya
menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk
sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf
oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang
sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para tamu wanita yang sedang
memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi
keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan
sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:" Maha
Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah seorang malaikat yang
mulia."
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:" Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya."
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:" Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya."
Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah
hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan
bahwa tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti
dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat
orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.
Berkata salah seorang yang menghampirinya:" Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha."
Berkata seorang tamu wanita lain:" Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan."
Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:" Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu."
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berkata salah seorang yang menghampirinya:" Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha."
Berkata seorang tamu wanita lain:" Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan."
Berucap seorang tamu lain memberi nasihat:" Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu."
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi ketetapan
iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan
tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke dalam lembah
kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam doanya:" Ya
Tuhanku!
sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di
luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku
wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku ke jalan yang
sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai. Bila aku
dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku.
Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak
termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat."
Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dengan
pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya pula
sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai
mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain
mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Karena
dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan
berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa
itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih
kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya
akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan
masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya.
Isi cerita di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 22
sehingga ayat 35 :
"22. Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya
hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup pintu-pintu seraya
berkata: " Marilah kesini ". Yusuf berkata: "Aku berlindung
kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik."
Sesungguh orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. 24. Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf dan Yusuf pun
bermaksud {melakukan pula} dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda
{dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. 25.
Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju kemeja
Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di
muka pintu. Wanita itu berkata:" Apakah pembalasan terhadap orang yang
bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum
dengan azab yang pedih?" 26. Yusuf berkata:" Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku {kepadanya}." Dan seorang saksi dari keluarga wanita
itu memberi kesaksiannya:" Jika bajunya koyak dihadapan, maka wanita itu
benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. 27. Dan jika bajunya koyak
dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang
benar". 28. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju kemeja Yusuf koyak
dari belakang berkatalah dia:" Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara
tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu besar". 29. Hai Yusuf:"
Berpalinglah dari ini dan kamu {hai isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu
karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah". 30. Dan
wanita-wanita di kota itu berkata:" Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya
untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu
adalah sgt mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan
nyata." 31. Maka tatkala wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan
diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan}
kemudian dia berkata {kepada Yusuf}:" Keluarlah {nampakkanlah dirimu}
kepada mrk". Maka tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada
{keindahan rupa} nya dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:" Maha
sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah
malaikat yang mulia". 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:" Itulah dia
orang yang kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah
menggoda dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan
sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya
dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina". 33.
Yusuf berkata:" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk
tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh". 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa
Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk
setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya
sampai sesuatu waktu". { Yusuf : 25 ~ 35 }
Yusuf dalam penjara
Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah
melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang
memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu
kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah
tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan
menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup
di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan
pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di
alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram.
Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan
menyembah kepada Allah
Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara, memberi
bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan
kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada
tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang
sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta
beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan meja istana.
Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat
Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia
seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas
yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu
dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam
mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi
roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua
pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi
mimpi mrk itu.
Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah
menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua
pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada
Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mrk
ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka
hati mrk. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang
Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:" Aku tahu dan dapat
menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan
berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu
terima.
Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang
termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah
kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama
bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan
sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan
atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat
Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai teman-temanku dalam
penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan
yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa?
Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah
agama yang benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu
mengerti."
" Adapun mengenai mimpimu", Nabi Yusuf melanjutkan
ceritanya," Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan
dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala,
sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib
dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah
takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua."
Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara:" Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik."
Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara:" Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik."
Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama
keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi
pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kepada
pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali
bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan
dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa
tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta
berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan
-perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat
bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid.
Isi cerita ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada surah "Yusuf"
ayat 36 sehingga ayat 42 :
"36.~ Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua
orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya:" Sesungguhnya
aku bermimpi, bahwa aku memerah anggur." Dan yang lain berkata:"
Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan
sebahagiannya dimakan burung." Beritakan kepada kami takbirnya,
sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai {menakbir
mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:" Sebelum sampai kepada kamu berdua makanan
yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis makanan
itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebahagian
dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku telah
meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mrk
ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku, iaitu
Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi} mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari kurniaan Allah
kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan manusia itu tidak
mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik,
tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya {menyembah
nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah tidak
menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah
kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.
Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui. 41.~ Hai
kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang diantara kamu berdua akan
memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib
lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkarayang
kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". 42.~ Dan Yusuf berkata kepada orang
yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua:" Terangkanlah
keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan
Yusuf} kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa
tahun lamanya." {Yusuf : 36 ~ 42}
Yusuf dibebaskan dari penjara
Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar,
penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oelh untuk memberi
takbir mimpi yang telah merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi
seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus. Disamping itu
ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir
yang lain kering.
Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya.
Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan."
Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya.
Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan."
Dengan izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam
penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak
seorang pun drp anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan
takbir yang memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi
Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan dengan pemberian bagi takbir mimpinya,
mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan
berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.
Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum."
Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum."
" Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf
berkata lebih lanjut," seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah
dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk
persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana
kelaparan dan kesengsaraan."
Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Nabi Yusuf yang sudah cukup derita hidup sebagai orang tahanan
yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya
itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri
Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan
yang ditimpakan ke atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin
keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan bahwa dosa yang
diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi
dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan
terkesan oleh takbir yang diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan
menyeluruh makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya agar
diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan atas
dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja
menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak
ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia
bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera
dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan
makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat
wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mrk lihat dan
alami dalam jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yang mrk lakukan
dengan Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia
seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya
dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah
yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan
kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada
masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa
kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya.
Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran surah "Yusuf" ayat
43 sehingga ayat 53 :~
"43.~ Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}:
"43.~ Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}:
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina
yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan tujuh butir lainnya
yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang
takbir mimpiku itu, jika kamu dapat menakbirkan mimpi." 44.~ Mrk menjawab:
"{Itu} adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sesekali tidak tahu
menakbirkan mimpi". 45.~ Dan berkatalah orang yang selamat di antara mrk
berdua dan teringat {kepada Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya; "Aku
akan memberitakan kepadamu tentang {orang yang pandai} menakbirkan mimpi itu,
maka utuslah aku {kepadanya} ". 46.~ {Setelah pelayan itu berjumpa dengan
Yusuf ia berseru}: " Yusuf, hai orang yang sgt dpt dipercaya, terangkanlah
kepada kami tentang tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan
{tujuh} lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mrk
mengetahuinya". 47.~ Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun
{lamanya} sebagaimana biasa maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di
butirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48.~ Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan
untuk menghadapinya {tahun sulit} kecuali sedikit dari {benih gandum} yang kamu
simpan. 49.~ Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan {dengan cukup} dan di masa mrk memeras anggur". 50.~ Raja berkata:
"Bawalah dia kepadaku". Maka tatakala utusan itu datang kepada Yusuf,
berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya
bagimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya
Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mrk". 51.~ Raja berkata: "{kepada
wanita-wanita itu}, Bagaimana keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya {kepadamu}?" Mrk berkata: "Maha sempurnalah
Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukkan drpnya". Berkata {Zulaikha}
isteri Al-Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya
untuk menundukkan dirinya {kepadaku} dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang benar". 52.~ Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia
{Al-Aziz} mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di
belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang
berkhianat. 53.~ dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". {Yusuf : 43~53}
Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir
Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari
pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu
Zulaikha dalam jamuan makan dan dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa
hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan
bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya dari penjara.
Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran ,
kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya,
menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf
diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya
dengan Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan
pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang
diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.
Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya
asal saja kepadanya diberi kekuasaan penuh dalam bidang kewangan dan bidang
pengedaran bhn makanan, karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang
yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan
rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh
terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan otaknya, kejujuran serta
kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan
kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut
lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.
Pada hari penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para
pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai
wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan
kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari
tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda
penyerahan kekuasaan kerajaan.
Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.
Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.
Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia
berkata:" Tidakkah ini lebih baik drp apa yang anda kehendaki dahulu
itu." Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai orang yang jujur baik, jangan
mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam
keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan
dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa
nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu
dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua orang putera drpnya,
Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.
Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.
Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.
Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan untuk musim kemarau yang akan dtg.
Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah
masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak
sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang
dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama
masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan
bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan.
Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan
dalam Al-Quran dalam surah "Yusuf" ayat 54 sehingga ayat 57 yang
berbunyi sebagai berikut:
"54.~ Dan Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}". 55.~ Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". 56.~ Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa." {Yusuf : 54 ~ 57 }
"54.~ Dan Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}". 55.~ Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". 56.~ Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa." {Yusuf : 54 ~ 57 }
Pertemuan Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya
Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa
pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah
kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan
Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan
yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.
Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat
rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara
Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi penderitaan yang telah di
alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak
mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak
terlintas dalam fikiran mrk bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang
besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.
Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera
Ya'qub: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yang
kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami putera ayah yang
bongsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan
buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami
tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah
kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya
dpt memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan
pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan
dengan krisis bhn makanan yang menimpa daerah kami."
Berkata Nabi Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub."
"Paduka Tuan Yang bijaksana", menyambut jurucakap itu,
"Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri tuan, tidak seorang pun
di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa
ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami
hanya berpasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan kepada kami dengan cara
bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu."
"Baiklah", Nabi Yusuf berkata, "Kali ini kami
memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya
keperluaan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini
secepat mungkin membawa saudara bongsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak
syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan
gandum untuk masa selanjutnya." Berkata abang kepada Yusuf yang tidak
mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami mengira bahwa ayah kami tidak akan
mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, karena ia adalah kesayangan
ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan
kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan
bekas. Akan tetapi bagaimana pun untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami
usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami
Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang."
Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg
memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya hendak
mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yang mrk telah
lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mrk hanya sekadar
ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yang sudah
bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik untuk mempertemukan
kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.
Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi
karung-karung saudaranya dengan gandum dan bhn makanan yang mrk perlu. Sedang
brg-brg emas dan perak yang mrk bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu,
diisikan kembali ke dalam karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui.
Setibanya kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya
Ya'qub tentang perjalanan mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yang dipujinya
sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat
ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari
gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung
mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf
membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan
bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan
diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan. Karenanya mrk dari jauh-jauh
mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali
ke Mesir untuk membeli gandum.
Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita
putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kepadamu
untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin
kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji
akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk
keselamatannya.
Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang
ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi
mangsa serigala. Cukuplah apa yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan
janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin".
Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar,
ternyata didalamnya terdpt barang-barang emas dan perak yang telah mrk bayarkan
untuk harga gandum yang dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira,
berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kepada ayahnya. Mereka berkata:
"Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa
Mesir orang baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan
untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung
kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian
percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati itu."
Dengan diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak
mrk kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu,
bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang
terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru
selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya'qub yang melihat
persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis
makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir
untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu.
Dan karena putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin,
sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera
bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.
Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah
putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas orang Setiba mrk diperbatasan
kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang
berlainan sesuai dengan pesan ayah mrk untuk menghindari timbulnya iri hati
penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mrk adalah mata-mata musuh.
Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.
Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.
Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata
seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: "Andaikan abgku
Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah
rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu
menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku
menjadi abgmu menggantikan abgmu yang hilang itu?" Benyamin menjawab:
"Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku
Ya'qub dan ibuku Rahil."
Mendengar kata-kata si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
Mendengar kata-kata si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu
dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah
beberapa tahun yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata:
"Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa
engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu
kerajaan besar, tinggal didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan
kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat
gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun
bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf
sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih
matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya."
Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran
pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :
"58.~ Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mrk masuk
ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mrk, sedang mrk tidak kenal {lagi}
kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata:
"Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah
kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik
penerima tamu? 60.~ Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan
mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku".61.~ Mrk berkata:
"Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya
kami benar-benar akan melaksanakannya".62.~ Yusuf berkata kepada
bujang-bujangnya: " Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke dalam
karung-karung mrk, spy mrk mengetahui apabila mrk telah kembali kepada
keluarganya, mudah-mudahan mrk kembali lagi".63.~ Maka tatkala mrk telah
kembali kepada ayah mrk {Ya'qub}, mrk berkata: " Wahai ayah kami, kami
tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab
itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt
sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata
Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya {Benyamin} kepadamu, kecuali
seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada kamu dahulu?"
Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara
para penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali
brg-brg {penukaran} mrk dikembalikan kepada mrk. Mrk berkata: "Wahai ayah
kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami
dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara
ksaudra kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta.
Itu adalah sukatan yang mudah {bagi Raja Mesir}".66.~ Ya'qub berkata :
"Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum
kamu memberikan janji yang teguh atas nama Allah bahwa kamu akan pasti
membawanya kepadaku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh ". Tatkala
mrk memberi janji mrk, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap
yang kami ucapkan {ini}".67.~ Dan Ya'qub berkata: " Hai anak-anakku,
janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu
gerbang yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit
pun daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah;
kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakkal berserah diri".68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yang
diperintahkan ayah mrk ,maka {cara yang mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan
mrk sedikit pun daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan
pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai
pengetahuan , karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan
manusia tidak mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf
membawa saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: "Sesungguhnya
aku {ini} adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang
mrk telah lakukan."
Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan
Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari
tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk untuk pulang
kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dengan penuh {gandum} dam
bhn-bhn makanan lain yang mrk perlukan.
Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah
kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat
melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar
mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum
diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bahwa
sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mrk
yang mencurinya.
Kafilah berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap
mrk: "Demi Allah kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak
mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah
putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada
raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami.
Masakan kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun
untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan
brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada
salah seorang drp kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya,
kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal."
Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang."
Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang."
Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil
memandang satu dengan yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing
bertanya di dalam diri sendiri, gerangan musibah apakah yang menimpa mrk ini?
sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya bahwa salah seorang dari
rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik
mrk. Namun yang mrk saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt
dimungkiri dan ditolak kebenarannya.
Bertanya pemimpin rombongan kepada pengawal, dari mana mrk dptkan
piala itu. Mereka menujukan kepada salah satu bagasi, yang ternyata bahwa
bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dengan
persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan
menyertai rombongan itu pulang.
Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya'qub ayah mrk,
yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan
dan mengingati Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat
melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir karena khuatir berulangnya kembali
tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk
hadapi ayah mrk yang telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan
membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu
bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah
berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin
akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?
Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya,
Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga
kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia
sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal
dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan
menambah menjengkelkan para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya
sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kepada
Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.
Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: "Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya."
Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: "Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya."
Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada
persepakatan yang telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di
dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa brg
siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun
lamanya.
Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan.
Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan.
Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya
terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza
dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dengan sembilan orang
dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin
dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada:
"Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang
wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan
meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar
janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang
sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu.
Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan
anak-anakku semuanya."
Berkata putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi Allah
engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau
terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya
dari fikiranmu."
Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'qub:
"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan
kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya."
Kemudian , mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.
Kemudian , mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah
"Yusuf" yang bermaksud :
"70.~ Maka tatkala telah disiapkan untuk mrk bhn makanan mrk,
Yusuf memasukkan piala tempat minum ke dalam karung saudaranya. kemudian
berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang mencuri".71.~ Mrk menjawab sambil menghadap kepada
penyeru-penyeru itu: "Brg apakah yang hilang drp kamu?"72.~
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang
dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat} beban unta, dan aku
menjamin terhadapnya."73.~ Saudara-saudara Yusuf menjawab: "Demi
Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami dtg bukan untuk membuat
kerusakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah orang-orang mencuri".74.~ Mrk
berkata: "Tetapi apakah balasan jikalau kamu betul-betul
pendusta?"75.~ Mrk menjawab: "Balasannya ialah pada siapa ditemukan
{brg yang hilang} dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya".
Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim.76.~ Maka
mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa} karung
saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut
Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk
berkata: "Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula
saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada
dirinya dan tidak menampakkannya kepada mrk. Dia berkata: "{Dalam hatinya}
kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu".78.~ Mrk berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp
kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang
berbuat baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp
menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya,
jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang
zalim".80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk
menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di
antara mrk: "Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah
mengambil janji drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah
mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai
ayahku mengizinkan kepadaku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya".81.~
" Kembalilah kepada ayahmu dan berkatalah: " Wahai ayah kami!
Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami
ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yang ghaib.82~ Dan
tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ dan kafilah yang kami datang
bersamanya dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".83.~
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
{yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mrk semua kepadaku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dari mrk {anak-anaknya} seraya
berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi
putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya {terhadap
anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati
Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang
yang binasa".86.~ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada
Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah
apa yang kamu tidak mengetahuinya".
Pertemuan kembali keluarga Ya'ub
Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa
Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya'qub makin mendalam dan
menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga
puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur
bial ia sedang menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kepada
Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan
percubaan yang sedang ia alami.
Ia kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya
bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak.
Fizikal Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin".
Fizikal Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin".
Ya'qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan:
"Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan
membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua
anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih
hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di atas
bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya
Allahlah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin
melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu
merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan
setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan
sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari
rahmat Allah".
Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.
Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.
Racangan perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai
tujuan pertama dari perjalanan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan
Ya'qub dengan maksud sampingan ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan
yang sudah berkurang.
Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya
dan dalam pertemuan mrk dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa,
berkatalah jurucakap mrk: "Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan
melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bhn makanan yang belum
teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan
murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan
kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan
untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan
sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan
kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau
dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan
batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit
melekat pada tulangnya."
Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd
diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan
bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya
dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu.
Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih
ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu
memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang
terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf
dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam
keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang
gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali
pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda
atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"
Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah
para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya
mamandang antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai
diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp mereka pernah
membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun
yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka
menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke
kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa
kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut
mereka secara serentak suara teriakan : "Engkaulah Yusuf".
"Benar",Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini
adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah
mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan
dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah
dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa
serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya."
Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.
Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.
Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah:
"Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan
bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan
perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang
terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat
penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami
kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya
kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang
durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan
apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah berdosa dan
mendurhakaimu".
Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang
ketakutan: "Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat
kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi
pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa
penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan
Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha
Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju
kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan
menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini
secepat mungkin."
Maka bertolaklah kafilah putera-putera Ya'qub dengan diliputi rasa
haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi
ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya.
Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki
Palestin ayah mereka Nabi Ya'qub memperoleh firasat bahwa pertemuan dengan
Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu
diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya
bermunajat kepada Allah, berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya
bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah,
sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya
berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah
mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu
dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan ingatan yang
selalu kamu tuduhkan kepadaku.
Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah
putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam
rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua
belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub,
bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah
perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama
adiknya Benyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan undangan Yusuf agar
semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam
istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk
berhijrah ke Mesir.
Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata
setiba Ya'qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah
tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan
gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada
Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu
tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: "Wahai
ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak
kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari
dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua
setelah syaitan telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki
dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".Kemudian
Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah
menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku
pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan
bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam
keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang
yang soleh."
Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang
isi cerita di atas sebagai berikut :
"87.~ Berkatalah Ya'qub: " Hai anak-anakku, pergilah
kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kamu kafir."88.~ Maka ketika mereka masuk ke {Tempat} Yusuf,
mereka berkata : "Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa
kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka
sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya
Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."89.~ Yusuf
berkata: "Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan
terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu
itu?"90.~ Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?"
Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah
melimpahkan kurnia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang
bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala
orang-orang yang berbuat baik".91.~ Mereka berkata: "Demi Allah,
sesungguhnya Allah telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang bersalah {berdosa}".92.~ Dia {Yusuf} berkata: "Pada
hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu}
dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".93.~ Pergilah kamu
dengan membawa baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia
akan melihat kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".94.~
Tatkala kafilah itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka:
" Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal {tentu kamu membenarkan aku}".95.~ Keluarganya berkata: "Demi Allah
kamu sesungguhnya masih dalam kekeliruanmu yang dahulu".96.~ Tatkala telah
tiba pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya'qub,
lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan
kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak
mengetahuinya".97.~ Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Mohonkanlah
ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang bersalah {berdosa}".98.~ Ya'qub berkata: "Kelak aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf,
Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu di negeri
Mesir, insya-Allah dalam keadaan aman".100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu
bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud
kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yang
dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku
dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau
telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan
kepadaku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi.
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." { Yusuf : 87 ~
101 }
Pelajaran yang didapat dari kisah Nabi Yusuf A.S.
Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yang
penuh dengan pengalaman hidup yang kontriversi itu. Di antaranya ialah :~
Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.
Bahwasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.
Maka seseorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya
merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dalam harta
kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima
percubaan Allah itu dengan penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kepada
Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau
musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kepadanya
untuk bertaubat.
Dan sebaliknya bila seseorang mukmin memperoleh nikmat dan kurinia
Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan
keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yang
berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur kepada Allah dengan melipat
gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bahwa apa yang diperolehnya itu
kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah
sebagaimana teladan Nabi Yusuf yang telah kehilangan iman dan tawakkalnya
kepada Allah sewaktu berada seorang diri di dalam perigi mahupun sewaktu
merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana
kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh
kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam kedua
keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kepada Allah dan
sedar bahwa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa mempertahankan
segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan
penderitaan yang Allah limpahkan kepadanya. Ia mengembalikan semuanya itu
kepada takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya
dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis
Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang
masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dalam puncak
kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorang masih berada di tingkat
puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu
kemudaannya, menolak ajak isteri yang menjadi majikannya itu, karena ia takut
kepada Allah dan tidak mahu mengkhianati majikannya yang telah berbuat budi
kepadanya dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri.
Sebagai akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan
keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.
Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.
Suatu sifat utama
pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima saudara-saudaranya
yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang
pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu ia dapat
melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke
dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dicintai. Namun
sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani keperluan
mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang
telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan
semua penderitaan pahit yang telah dialaminya akibat tindakan
saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal ia
berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan pembalasan yang setimpal.
Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang diampuni
dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa ayat Al-Quran
dan beberapa hadis nabawi.
Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar